1.Pendahuluan
Dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan,salah satu usaha yang dapat kita lakukan ialah dengan memahami anak-anak kita belajar. Dalam belajar haruslah terdapat suatu teori belajar,karena perumusan teori bukan hanya penting, melainkan vital bagi psikologi dan pendidikan ,untuk dapat maju dan berkembang dan memecahkan masalah-masalah yang ditemukan pada ssetiap bidang pendidikan. Karena teori selalu berubah tanpa henti .fungsi dari teori ini adalah untuk mensistematikan penemuan-penemuan ,melahirkan hipotesis-hipotesis ,membuat prediksi ,memberikan penjelasan .
Ketika kita dapat mempelajari teori-teori belajar dengan baik ,mak yang diharapkan adalah dapat menjelaskan perbedaan dan persamaan teori-teori belajar yang ada dalam hal :
· Makna belajar
· Proses belajar
· Kekuatan dan kelemahannya,serta memberikan contoh konkrit penerapan dari setiap teori belajar di dalam kelas (perkuliahan)
Teori belajar adalah teori yang pragmatik dan elektik . Teori dengan sifat demikian ini hampir dipastikan tidak pernah mempunyai sifat ekstrim. Tidak ada teori belajar yang secara ekstrim memperhatikan aspek mahasiswa saja ,kurikulum saja dll. Namun,faktor-faktor lain diluar titik fokus juga selalu diperlukan untuk menjelaskan seluruh persoalan belajar yang dibahas.
Dalam teori belajar,ada empat golongan atau aliran tingkah laku,kognitif,humanistik, dan sibernetik. Aliran tingkah laku menekankan pada “ hasil “ dari proses belajar. Aliran kognitif menekankan pada “ proses “ belajar. Aliran humanis pada “ isi ” atau apa yang dipelajari. Dan aliran sibernetik menekankan pada “ sistem informasi “ yang dipelajari.
Teori belajar yang akan dipelajari dalam makalah ini adalah teori belajar humanistik. Bagaimana teori belajar ini ?
II. Pembahasan
A. Pandangan mengenai teori belajar humanistik
Teori belajar humanistik merupakan teori belajar yang lebih mementingkan isis dari proses belajar,dalam kenyataan teori ini lebih banyak berbicara tentang pendidikan dan proes belajar dalam bentuknya yang paling ideal. Dengan kata lain, teori ini lebih tertarik pada ide belajar dalam bentuknya yang paling ideal daripada belajar seperti apa adanya, seperti apa yang biasa kita amati dalam dunia keseharian. Wajar jika teori ini sangay bersifat elektik. Teori apapun dapat dimanfaatkan asal tujuan untuk “memanusiakan manusia “ (mencapai aktualisasi diri ) dapat tercapai.[1]
Teori belajar humanistik memandang bahwa :
1. Fokus utamanya adalah hasil pendidikan yang bersifat afektif,belajar tentang cara-cara belajar dan meningkatkan kreatifitas dan semua potensi didik.
2. Hasil belajarnya adalah kemampuan peserta didik mengambil tanggungjawab dalam menentukan apa yang dipelajari dan menjadi individu yang mampu mengarahkan diri sendiri dan mandiri.
3. Pentingnya pendekatan pendidikan bidang seni dan hasrat ingin tahu.
4. Pendekatan humanistik mengkombinasikan metode pembelajaran individual dan kelompok.
5. Pendekatan humanistik memelihara kebebasan peserta didik untuk tumbuh dan melindungi peserta didik dari tekanan keluarga dan masyarakat.
6. Penggunaan pendekatan humanistik dalam pendidikan akan memungkinkan peserta didik menjadi individu yang beraktualisasi diri.
Pengertian humanistik yang beragam membuat batasan-batasan aplikasinya dalam dunia pendidikan mengundang berbagai macam arti juga. Sehingga perlu adanya satu pengertian yang disepakati megenai kata humanistik dalam pendidikan.
Menurut teori humanistik ,tujuan belajar adalah untuk memanusiakan manusia. Proses belajar dianggap berhasil jika si pelajar memahami lingkunganya dan dirinya sendiri. Siswa dalam proses belajarnya harus berusaha agar lambat laun ia mampu mencapai aktualisasi diri sebaik-baiknya. Teori belajar ini berusaha memahami perilaku belajar dari sudut mengembangkan dirinya, yaitu membantu masing-masing individu untuk mengenal diri mereka sendiri sebagai manusia yang unik dan membantu dalam mewujudkan potensi-potensi yang ada dalma diri mereka. Para ahli humanistik melihat adanya 2 bagian pada proses belajar, yaitu :
a. Proses pemerolehan informasi baru
b. Personalia informasi ini pada individu
B. Prinsip-prinsip teori belajar humanistik
Pinsip-prinsip belajar pada hakekatnya adalah :
1. Swa arah, prinsip swa arah menyatakan bahwa sekolah hendaknya memberikan kesempatan bagi peserta didik untuk memutuskan bahan belajar yang diinginkan.
2. Belajar tentang cara-cara belajar,sekolah hendaknya menghasilkan anak-anak yang secara terus menerus menumbuhkan keinginannya untuk belajar dan mengetahui cara-cara belajar.
3. Evaluasi diri ,evaluasi yang dilakukan sekolah atau pendidik yang diakhiri dengan kenaikan kelas dan kelulusan dipandang sebagai tindakan yang mengganggu aktifitas peserta didik. Instrument evaluasi yang diwujudkan dalam bentuk tes dipandang tidak relevan dengan pendekatan humanistik.
4. Pentingya perasaan ,pendekatan humanistik tidak membedakan domain kognitif dan afektif dalam belajar. Kedua domain ini merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan.
5. Bebas dari ancaman ,belajar akan jadi lebih mudah ,lebih bermakna dan lebih diperkuat apabila belajar ini terjadi dalam suasana yang bebas dari ancaman.
Prinsip-prinsip belajar humanistik :
1) Manusia mempunyai belajar alami .
2) Belajar signifikan terjadi apabila materi pelajaran dirasakan murid mempunyai relevansi dengan maksud tertentu.
3) Belajar yang menyangkut perubahan di dalam persepsi mengenai dirinya.
4) Tugas belajar yang mengancam diri adalah lebih mudah dirasakan bila ancaman itu kecil.
5) Bila ancaman itu rendah terdapat pengalaman siswa dalam memperoleh cara.
6) Belajar yang bermakna diperoleh jika siswa melakukannya.
7) Belajar lancar jika siswa dilibatkan dalam proses belajar.
8) Belajar yang melibatkan siswa seutuhnya dapat memberi hasil yang mendalam.
9) Kepercayaan pada diri siswa ditumbuhkan dengan membiasakan untuk mawas diri.
10) Belajar sosial adalah belajar mengenai proses belajar.
[1] Hamzah B. Uno, Orientasi Baru dalam Psikologi Pembelajaran (Jakarta : PT Bumi Aksara,2006) hal.13