Kosmologi
Al-Suhrawardi memiliki pandangan
dalam bidang kosmologi yang berbeda dengan apa yang dianggap oleh para ahli
sebagai berasal dari para filsuf lain, menurut al-Suhrawardi , hal itu adalah
berasal dari pandangan dunia yang dibangun Avicenna. Ia menyatakan
persetujuannya akan tetapi ia juga berusaha dengan mengutip Kitab Suci atau
inti ajaran tasawuf.Alam semesta merupakan pancaran abadi dari sumber yang
pertama. Dalam tambahan mengenai esensi yang bukan materi (cahaya), adalah hal
yang tidak dapat ditentukan yang pernah kita lihat, merupakan sesutau yang
mempunyai kedudukan lebih tinggi dari pada materi yang secara langsung berasal
dari Cahaya Utama atau secara tidak langsung dari sinaran Cahaya Tuhan. Segala
yang “bukan cahaya” disebut sebagai “Kualitas Mutlak” atau “Materi Mutlak”. Ini
merupakan aspek lain penegasan atas cahaya, dan bukan merupakan sebuah prinsip
mandiri sebagaimana yang dianggap secara salah oleh pengikut Aristoteles. Fakta
membuktikan bahwa unsur-unsur primer yang lain menjadi satu, merujuk kepada
materi absolut; dasar yang mempunyai berbagai tingkat besarnya, membentuk
berbagai macam lingkaran materi. Ada dua bagian landasan mutlak semua benda,
yaitu:
1.
Yang berada di luar ruang -- atom-atom atau substansi yang tidak terang
(esensi-esensi menurut kelompok Asy’ari).
2. Yang mesti di dalam ruang –
bentuk-bentuk kegelapan, misalnya: berat, bau, rasa, dan sebagainya.
Semua yang bukan cahaya dibagi menjadi dua:
Semua yang bukan cahaya dibagi menjadi dua:
1. Kekal abadi,
misalnya: intelek, jiwa dari benda-benda angkasa, langit, unsur-unsur tunggal,
waktu, dan gerak.
2. Tergantung,
misalnya: senyawa-senyawa dari berbagai unsur. Gerak langit itu adalah abadi,
dan membuat berbagai siklus Alam Semesta. Ini disebabkan oleh kerinduan kuat
jiwa langit untuk menerima penerangan dari sumber segala cahaya. Dikatakan
bahwa ada dua hal yang abadi yaitu Tuhan dan alam, akan tetapi al-Suhrawardi
tetap membedakanya. Alam semesta merupakan manifestasi kekuatan penerang yang
membentuk pembawaan esensial Cahaya Pertama. Al-Suhrawardi mengelompokkan alam
menjadi empat :
1. Alam Akal-akal (‘Alam al-‘Uqul).
2. Alam Jiwa-jiwa (‘Alam al-Nufus).
3. Alam Bentuk (‘Alam al-Ajsam).
4. Alam Mitsal,
suatu alam kelepasan jiwa menuju kesempurnaan. Tiga alam di atas sudah sering
diperbincangkan oleh para filsuf sebelumnya, sedangkan alam ke empat ini
merupakan inovasi baru yang ditemukan al-Suhrawardi dengan jalan mujahadah dan
musyahadah secara berkelanjutan.